Menyimak
adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak (panduan
bahasa dan sastra Indonesia, Natasasmita
Hanapi,
Drs.; 1995: 18)
Menyimak
dapat didefinisikan suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi
bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung
dalam bahan simakan. (Djago Tarigan; 1991: 4).
“Menyimak
adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan-lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi,
menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan”. (Tarigan: 1983)
Proses
menyimak memerlukan perhatian serius dari siswa. Ia berbeda dengan mendengar
atau mendengarkan. Menurut pendapat Tarigan (1994:27), “Pada kegiatan mendengar
mungkin si pendengar tidak memahami apa yang didengar. Pada kegiatan
mendengarkan sudah ada unsur kesengajaan, tetapi belum diikuti unsur pemahaman
karena itu belum menjadi tujuan.” Kegiatan menyimak mencakup mendengar,
mendengarkan, dan disertai usaha untuk memahami bahan simakan. Oleh karena itu
dalam kegiatan menyimak ada unsur kesengajaan, perhatian dan pemahaman, yang
merupakan unsur utama dalam setiap peristiwa menyimak. Penilaiannya pun selalu
terdapat dalam peristiwa menyimak, bahkan melebihi unsur perhatian.
Menyimak
adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,
mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung
di dalamnya”. (Sabarti –at all: 1992).
B. TUJUAN MENYIMAK
B. TUJUAN MENYIMAK
Tujuan
utama menyimak adalah untuk menangkap dan memahami pesan, ide serta gagasan
yang terdapat pada materi atau bahasa simakan. Dengan demikian tujuan menyimak
dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.
Menyimak memperoleh fakta atau mendapatkan fakta
2.
Untuk menganalisis fakta
3.
Untuk mengevaluasi fakta
4.
Untuk mendapatkan inspirasi
5.
Untuk mendapatkan hiburan atau menghibur diri
C.
JENIS-JENIS MENYIMAK
Pengklarifikasian
menyimak berdasarkan:
1.
Sumber
suara
Berdasarkan sumber
suara yang disimak, penyimak dibagi menjadi dua bagian yaitu:
a. Intrapersonal
listening atau menyimak intrapribadi
b. Interpersonal listening atau penyimak antar pribadi
2. Cara penyimak bahan yang disimak
b. Interpersonal listening atau penyimak antar pribadi
2. Cara penyimak bahan yang disimak
Berdasarkan pada cara
penyimakan bahan yang disimak, dapat diklarifikasikan sebagai berikut:
a. Menyimak ekstensif
(extensive listening)
Menyimak ekstensif ialah kegiatan
menyimak tidak memerlukan perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak
hanya
memahami seluruh secara garis besarnya
saja.
Menyimak ekstensif meliputi
1) Menyimak social
Menyimak sosial dilakukan oleh
masyarakat dalam kehidupan sosial, seperti di pasar, terminal, stasiun, kantor
pos, dan sebagainya. Kegiatan menyimak ini lebih menekankan pada faktor status
sosial, unsur sopan santun. dan tingkatan dalam masyarakat. Misalnya: Seorang
anak jawa menyimak nasihat neneknya dengan sikap dan bahasa yang santun. Dalam
hal ini, nenek memiliki peran yang lebih utama, sedang anak merupakan peran
sasaran.
2) Menyimak sekunder
Menyimak sekunder terjadi secara
kebetulan. Misalnya, jika seorang pembelajar sedang membaca di kamar, ia juga
dapat mendengarkan percakapan orng lain, suara siaran radio, suara televisi,
dan sebagainya. Suara tersebut sempat terdengar oleh pembelajar tersebut, namun
ia tidak terganggu oleh suara tersebut.
3) Menyimak estetik
Menyimak estetika sering disebut
menyimak apresiatif. Menyimak estetika ialah kegiatan menyimak untuk menikmati
dan menghayati sesuatu. Misalnya, menyimak pembacaan puisi, rekaman drama, cerita,
syair lagu, dan sebagainya. Kegiatan menyimak itu lebih menekankan aspek
emosional penyimak seperti dalam menghayati dan memahami sebuah pembacaan
puisi. Dalam hal ini, emosi penyimak akan tergugah, sehingga timbul rasa senang
terhadap puisi tersebut. Demikian pula pembacaan cerita pendek. Hal ini pernah
dilakukan oleh seorang pengarang terkenal Gunawan Mohammad yang sering
membacakan cerpen-cerpennya melalui radio. Banyak remaja mendengarkan pembacaan
tersebut. Para remaja tampaknya dapat menikmati dan menghayati cerpen yang
dibacakan tersebut.
4) Menyimak Pasif
Menyimak pasif ialah menyimak suatu
bahasan yang dilakukan tanpa upaya sadar. Misalnya, dalam kehidupan
sehari-hari, seseorang mendengarkan bahasa daerah, setelah itu dalam masa dua
atau tiga tahun ia sudah mahir memahami pesan dalam bahasa daerah tersebut.
Kemudian, dia mahir pula menggunakan bahasa daerah tersebut. Kemahiran
menggunakan bahasa daerah tersebut dilakukan sebagai hasil menyimak pasif.
Namun, pada akhirnya, orang itu dapat menggunakan bahasa daerah dengan baik.
Kegiatan menyimak pasif banyak dilakukan oleh masyarakat awam dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam pendidikan di sekolah tidak dikenal istilah menyimak pasif.
Pada umumnya, menyimak pasif terjadi karena kebetulan dan ketidaksengajaan.
b. Menyimak Intensif
b. Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah kegiatan
menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak
memahami secara mendalam.
Ciri-ciri menyimak intensif adalah:
1) Menyimak intensif ialah menyimak
pemahaman
Pemahaman ialah proses memahami suatu objek. Pemahaman dalam menyimak merupakan proses memahami suatu bahan simakan. Pada dasarnya orang melakukan kegiatan menyimak intensif dengan tujuan untuk memahami makna bahan yang disimak dengan baik. Pemahaman merupakan prioritas pertama. Hal itu berbeda dengan menyimak ekstensif yang lebih menekankan hiburan, kontak sosial. ketidaksengajaan, dan lain sebagainya. Jadi, rioritas menyimak, intensif ialah memahami makna pembicaraan.
Pemahaman ialah proses memahami suatu objek. Pemahaman dalam menyimak merupakan proses memahami suatu bahan simakan. Pada dasarnya orang melakukan kegiatan menyimak intensif dengan tujuan untuk memahami makna bahan yang disimak dengan baik. Pemahaman merupakan prioritas pertama. Hal itu berbeda dengan menyimak ekstensif yang lebih menekankan hiburan, kontak sosial. ketidaksengajaan, dan lain sebagainya. Jadi, rioritas menyimak, intensif ialah memahami makna pembicaraan.
2) Menyimak intensif memerluhan
konsentrasi tinggi
Konsentrasi ialah memusatkan sermua gejala jiwa seperti pikiran, perasaan, ingatan, perhatian, dan sebagainya kepada salah satu objek. Dalam menyimak intensif diperlukan pemusatan gejala jiwa menyeluruh terhadap bahan yang disimak. Agar penyimak dapat melakukan konsentrasi yang tinggi, maka perlu dilakukan, dengan beberapa cara, antara lain: (a) menjaga agar pikiran tidak terpecah, (b) perasaan tenang dan tidak bergejolak, (c) perhatian. terpusat pada objek yang sedang disimak, penyimak harus mampu menghindari berbagai hal-hal yang dapat menggangu kegiatan menyimak, baik internal maupun ekstenal.
Konsentrasi ialah memusatkan sermua gejala jiwa seperti pikiran, perasaan, ingatan, perhatian, dan sebagainya kepada salah satu objek. Dalam menyimak intensif diperlukan pemusatan gejala jiwa menyeluruh terhadap bahan yang disimak. Agar penyimak dapat melakukan konsentrasi yang tinggi, maka perlu dilakukan, dengan beberapa cara, antara lain: (a) menjaga agar pikiran tidak terpecah, (b) perasaan tenang dan tidak bergejolak, (c) perhatian. terpusat pada objek yang sedang disimak, penyimak harus mampu menghindari berbagai hal-hal yang dapat menggangu kegiatan menyimak, baik internal maupun ekstenal.
3) Menyimak intensif ialah memahami
bahasa formal
Bahasa formal ialah bahasa yang digunakan dalam situasi formal. Yang dimaksudkan dengan situasi formal ialah situasi komunikasi resmi. Misalnya, ceramah, pidato, diskusi, berdebat, temu ilmiah dan lain sebagainya. Bahasa yang digunakan dalam ceramah ilmiah, temu ilmiah, atau diskusi ialah bahasa resmi atau bahasa baku. Bahasa baku lebih menekankan makna.
Bahasa formal ialah bahasa yang digunakan dalam situasi formal. Yang dimaksudkan dengan situasi formal ialah situasi komunikasi resmi. Misalnya, ceramah, pidato, diskusi, berdebat, temu ilmiah dan lain sebagainya. Bahasa yang digunakan dalam ceramah ilmiah, temu ilmiah, atau diskusi ialah bahasa resmi atau bahasa baku. Bahasa baku lebih menekankan makna.
4) Menyimak intensif diakhiri dengan
reproduksi bahan simakan Reproduksi ialah kegiatan mengungkapkan kembali
sesuatu yang telah dipahami. Untuk membuat reproduksi dapat dilakukan secara
(1) lisan (berbicara) dan (2) tulis (menulis, mengarang). Reproduksi dilakukan
setelah menyimak. Fungsi reproduksi itu antara lain adalah (1) mengukur
kemampuan integratif antara menyimak dengan berbicara, (2) mengukur kemampuan
integratif antara menyimak dengan menulis atau mengarang, (3) mengetahui
kemampuan daya serap seseorang. (4) mengetahui tingkat pemahaman seseorang
tentang bahan yang telah disimak.
Menyimak intensif meliputi:
Menyimak intensif meliputi:
1) Menyimak kritis
Menyimak kritis ialah kegiatan menyimak
yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk memberikan penilain secara
objektif, menentukan keaslian, kebenaran. dan kelebihan, serta
kekurangan-kekurangannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyimak kritis
adalah (a) mengamati tepat tidak ujaran pembicara, (b) mencari jawaban atas
pertanyaan "mengapa menyimak", dapatkah penyimak membedakan antara
fakta dan opini dalam menyimak. dapatkah penyimak mengambil simpulan dari hasil
menyimak? dapatkah penyimak menafsirkan makna idium, ungkapan, dan majas dalam
kegiatan menyimak" (Kamidjan,2001:22).
2) Menyimak introgatif
2) Menyimak introgatif
Menyimak interogratif ialah kegiatan
menyimak yang bertujuan memperoleh informasi dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan kepada pemerolehan informasi tersebut.
Kegiatan menyimak interogratif
bertujuan untuk (a) mendapatkan fakta-fakta dari pembicara, (b) mendapatkan
gagasan baru yang dapat dikembangkan menjadi sebuah wacana yang menarik, (c)
mendapatkan informasi apakah bahan yang telah disimak itu asli atau tidak.
3) Menyimak eksploratif
Menyimak eksploratif ialah kegiatan
menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk mendapatkan informasi
baru. Pada akhir kegiatan, seorang penyimak eksploratif akan (a) menemukan
gagasan baru. (b) menemukan informasi baru dan informasi tambahan dari bidang
tertentu, (c) menemukan topik-topik baru yang dapat dikembang pada masa yang
akan datang. (d) menemukan unsur-unsur bahasa yang bersifat baru.
5) Menyimak kreatif
Menyimak kreatif ialah kegiatan
menyimak yang bertujuan untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas
pembelajar. Kreativitas penyimak dapat dilakukan dengan cara (a) menirukan
lafal atau bunyi bahasa asing atau bahasa daerah, misalnya bahasa Inggris,
bahasa Belanda. bahasa Jerman. dan sebagainya, (b) mengemukakan gagasan yang
sama dengan pembicara. namun menggunakan struktur dan pilihan kata yang
berbeda, (c) merekonstruksi pesan yang telah disampaikan penyimak, (d) menyusun
petunjuk-petunjuk atau nasihat berdasar materi yang telah disimak.
6) Menyimak konsentratif
Menyimak konsentratif ialah kegiatan
menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk memperoleh pemahaman yang
baik terhadap informasi yang disimak. Kegiatan menyimak konsentratif bertujuan
untuk (a) mengikuti petunjuk-petunjuk, (b) mencari hubungan
antarunsur dalam menyimak. (c) mencari
hubungan kuantitas dan kualitas dalam suatu komponen. (d) mencari butir-butir
informasi penting dalam kegiatan menyimak, (e) mencari urutan penyajian dalam
bahan menyimak, dan (f) mencari gagasan utama dari bahan yang telah disimak
(Kamidjan,2001:23).
6) Menyimak selektif
6) Menyimak selektif
Menyimak selektif ialah kegiatan
menyimak yang dilakukan secara selektif dan terfokus untuk mengenal,
bunyi-bunyi asing, nada dan suara, bunyi-bunyi homogen, kata-kata, frase-frase,
kalimat-kalimat, dan bentuk-bentuk, bahasa yang sedang dipelajarinya. Menyimak
selektif memiliki ciri tertentu sebagai pembeda dengan kegiatan menyimak yang
lain. Adapun ciri menyimak selektif ialah: (a) menyimak dengan saksama untuk
menentukan pilihan pada bagian tertentu yang diinginkan, (b) menyimak dengan
memperhatikan topik-topik tertentu, (c) menyimak dengan memusatkan pada
tema-tema tertentu.
b. Tujuan menyimak
Tujuan menyimak berdasarkan Tidyman
& Butterfield membedakan menyimak menjadi:
1) Menyimak sederhana
2) Menyimak diskriminatif
3) Menyimak santai
4) Menyimak informative
5) Menyimak literature
6) Menyimak kritis
d. Taraf aktivitas penyimak
Berdasarkan pada titik pandang
aktivitas penyimak dapat diklarifikasikan:
1) Kegiatan menyimak bertaraf rendah
2) Kegiatan menyimak bertaraf tinggi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar