Menulis sebagai Suatu Proses
Pembelajaran
menulis sebagai suatu proses di sekolah dasar mengisyaratkan kepada guru untuk
memberikan bimbingan nyata dan terarah yang dapat meningkat-kan kemampuan
menulis siswa. Hal ini dilakukan guru melalui tahap-tahap proses menulis, yaitu
tahap perencanaan, tahap pelaksanaan (pramenulis, menulis, pasca-menulis), dan
evaluasi.
Kegiatan menulis
merupakan keterampilan mekanis yang dapat dipahami dan dipelajari. Menulis
sebagai suatu proses terdiri atas beberapa tahapan. Tompkins (1994) dan Ellis
dkk. (1989) menguraikan lima tahapan menulis, yaitu pra-menulis, pengedrafan,
perbaikan, penyuntingan, dan publikasi. Pada pramenu-lis, siswa diberi kesempatan menentukan apa yang akan ditulis,
tujuan menulis, dan kerangka tulisan. Setelah siswa menentukan apa yang akan
ditulis dan siste-matika tulisan, siswa mengumpulkan bahan-bahan tulisan dengan
menggunakan buku-buku dan sumber lainnya untuk memudahkan dalam penulisan. Pada
penge-drafan, siswa dibimbing menuangkan gagasan, pikiran, dan perasaannya
dalam bentuk draf kasar. Pada tahap perbaikan, siswa merevisi draf yang telah
disusun. Siswa dapat meminta bantuan guru maupun teman sekelas untuk membantu
dan mempertimbangkan gagasan yang dikemukakan. Pada tahap penyuntingan, siswa
dilatih untuk memperbaiki aspek mekanik (ejaan, tanda baca, pilihan kata, dan
struktur kalimat) yang tidak sesuai dengan kaidah penulisan. Hal ini dilakukan
untuk memperbaiki karangan sendiri maupun teman sekelas. Pada tahap publikasi,
siswa menyampaikan tulisan kepada teman sekelas untuk meminta masukan dari guru
dan teman sekelas agar mereka dapat berbagi informasi sehingga tulisan menjadi
sempurna.
Siswa menjadi
partisipan aktif dalam seluruh tahapan menulis proses: pra-menulis,
pengedrafan, perbaikan, dan penyuntingan sehingga siswa memahami betul apa yang
ditulisnya. Ketika menentukan topik yang akan ditulis, di benak siswa tergambar
sejum-lah informasi yang akan ditulis. Informasi yang tersimpan di benak siswa
dituang-kan dalam sebuah tulisan dengan bantuan guru dan teman sekelas. Ketika
menulis, siswa bebas mengungkapkan gagasan dengan cara menghubungkan kalimat
seca-ra utuh dan padu membentuk sebuah paragraf serta menuangkannya pada
tulisan. Siswa menggunakan bahan-bahan pustaka untuk mendukung tulisannya dan
berdiskusi dengan guru dan teman sekelas apabila ada bahan tulisan yang kurang
jelas.
C. Tujuan Menulis
Kegiatan menulis dilakukan dengan berbagai tujuan.
Menulis mempunyai empat tujuan, yaitu untuk mengekpresikan diri, memberikan
informasi kepada pembaca, mempersuasi pembaca, dan untuk meng-hasilkan karya
tulis.
Jenis tulisan menurut tujuan menulis sebagai berikut.
1) Narasi yakni karangan/tulisan ekspositoris maupun imajinatif yang
secara spesifik menyampaikan informasi tertentu berupa
perbuatan/tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu.
2) Deskripsi yakni karangan/tulisan
yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang situasi dan kondisi
suatu lingkungan (kebendaan ataupun kemanusiaan).
Penyampaiannya
dilakukan secara objektif, apa adanya, dan terperinci.
3) Ekposisi yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan
informasi tentang sesuatu hal (faktual maupun konseptual). Penyampaiannya
dilakukan de-ngan tujuan menjelaskan, menerangkan, dan menguraikan
sesuatu hal sehingga pengetahuan pendengar/pembaca menjadi bertambah.
4) Argumentatif yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan
infor-masi tentang sesuatu hal (faktual maupun konseptual). Penyampaiannya
dilaku-kan dengan tujuan mempengaruhi, memperjelas, dan meyakinkan.
5) Persuasif:karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan
informasi tentang sesuatu hal (faktual maupun konseptual). Penyampaiannya
dilakukan dengan tu-
juan mempengaruhi,
meyakinkan, dan mengajak
D. Manfaat Menulis
Graves (dalam
Akhadiah dkk., 1998:1.4) berkaitan dengan manfaat menulis mengemukakan bahwa:
(1) menulis menyumbang kecerdasan, (2) menulis mengem-bangkan daya inisiatif
dan kreativitas, (3) menulis menumbuhkan keberanian, dan (4) menulis mendorong
kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
1) Menulis Mengasah Kecerdasan
Menulis adalah suatu aktivitas yang kompleks. Kompleksitas menulis terletak pada tuntutan kemampuan
mengharmonikan berbagai aspek. Aspek-aspek itu meli-puti (1) pengetahuan
tentang topik yang akan dituliskan, (2) penuangan pengetahuan itu ke dalam
racikan bahasa yang jernih, yang disesuaikan dengan corak wacana dan kemampuan
pembacanya, dan (3) penyajiannya selaras dengan konvensi atau aturan penulisan.
Untuk sampai pada kesanggupan seperti itu, seseorang perlu memiliki kekayaan
dan keluwesan pengungkapan, kemampuan mengendalikan emosi, serat menata dan
mengembangkan daya nalarnya dalam berbagai level berfikir, dari tingkat
mengingat sampai evaluasi.
2) Menulis Mengembangkan Daya Inisiatif
dan Kreativitas
Dalam menulis,
seseorang mesti menyiapkan dan mensuplai sendiri segala sesuatunya. Segala
sesuatu itu adalah (1) unsur mekanik tulisan yang benar seperti pungtuasi,
ejaan, diksi, pengalimatan, dan pewacanaan, (2) bahasa topik, dan (3)
pertanyaan dan jawaban yang harus diajukan dan dipuaskannya sendiri. Agar hasilnya
enak dibaca, maka apa yang dituliskan harus ditata dengan runtut, jelas dan
menarik.
3) Menulis Menumbuhkan Keberanian
Ketika menulis,
seorang penulis harus berani menampilkan kediriannya, ter-masuk pemikiran,
perasaan, dan gayanya, serta menawarkannya kepada publik. Kon-sekuensinya, dia
harus siap dan mau melihat dengan jernih penilaian dan tanggapan apa pun dari
pembacanya, baik yang bersifat positif ataupun negatif.
4) Menulis
Mendorong Kemauan dan Kemampuan Mengumpulkan Informasi
Seseorang menulis karena mempunyai ide, gagasan,
pendapat, atau sesuatu hal yang menurutnya perlu disampaikan dan diketahui
orang lain. Tetapi, apa yang disampaikannya itu tidak selalu dimilikinya saat
itu. Padahal, tak akan dapat me-nyampaikan banyak hal dengan memuaskan tanpa
memiliki wawasan atau pengeta-huan yang memadai tentang apa yang akan
dituliskannya. Kecuali, kalau memang apa yang disampaikannya hanya sekedarnya.
Kondisi ini akan memacu seseorang untuk mencari,
mengumpulkan, dan me-nyerap informasi yang diperlukannya. Untuk keperluan itu,
ia mungkin akan membaca, menyimak, mengamati, berdiskusi, berwawancara. Bagi
penulis, pemero-lehan informasi itu dimaksudkan agar dapat memahami dan
mengingatnya dengan baik, serta menggunakannya kembali untuk keperluannya dalam
menulis. Implikasi-nya, dia akan berusaha untuk menjaga sumber informasi itu
serta memelihara dan mengorganisasikannya sebaik mungkin. Upaya ini dilakukan
agar ketika diperlukan, informasi itu dapat dengan mudah ditemukan dan
dimanfaatkan. Motif dan perilaku seperti ini akan mempengaruhi minat dan
kesungguhan dalam mengumpulkan infor-masi serta strategi yang ditempuhnya.
Menulis banyak memberikan manfaat, di antaranya (1)
wawasan tentang topik akan bertambah, karena dalam menulis berusaha mencari
sumber tentang topik yang akan ditulis, (2) berusaha belajar, berpikir, dan
bernalar tentang sesuatu misalnya menjaring informasi, menghubung-hubungkan,
dan menarik simpulan, (3) dapat menyusun gagasan secara tertib dan sistematis,
(4) akan berusaha menuangkan gagasan ke atas kertas walaupun gagasan yang
tertulis me-mungkinkan untuk direvisi, (5) menulis memaksa untuk belajar secara
aktif, dan (6) menulis yang terencana akan membisakan berfikir secara tertib
dan sistematis.
http://bahasa.kompasiana.com/2012/03/25/hakikat-keterampilan-menulis-449101.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar